ASI merupakan
makanan yang sangat dianjurkan bagi bayi, terutama pada enam bulan pertama
kelahirannya. Pada masa itu, bayi belum mendapatkan bahan makanan tambahan lain
selain ASI. Meskipun demikian, kandungan gizi yang ada pada ASI dapat memenuhi
kebutuhan gizi anak secara optimal dalam enam bulan pertama. Setelah umur itu,
kebutuhan bayi akan zat gizi bertambah. Sehingga harus ditambah dengan konsumsi
makanan tambahan. Namun, konsumsi ASI
msih tetap bisa dilakukan sampai anak
berusia dua tahun.
ASI mempunyai
kandungan gizi yang terlengkap bagi bayi. Sehingga, ASI merupakan makanan yang
terbaik bagi bayi.
Kandungan zat
gizi dalam ASI antara lain :
a. Protein dalam ASI
·
Asam amino esensial taurin
ASI mengandung asam amino esensial taurin yang tinggi. Asam
amino ini penting untuk pertumbuhan retina dan konjugasi bilirubin.
·
Kadaar tirosin dan fenilalanin rendah
Suatu hal yang sangat menguntungkan, terutama untuk bayi
premature. Karena kadar tirosin yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan
otak
b. Karbohidrat dalam
ASI
·
Laktosa
Karbohidrat yang utama dalam ASI adalah laktosa. Kadar
laktosa yang tinggi sangat menguntungkan, karena laktosa oleh fermentasi akan
diubah menjadi asam laktat. Sehingga memberikan suasana asam di dalam usus bayi.
Hal ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :
-
Penghambatan pertumbuhan abkteri yang patologis
-
Memacu pertumbuhan mikroorganisme yang memproduksi asam
organic dan mensintesis vitamin.
-
Memudahkan terjadinya pengendapan dari Ca-caseinat
-
Memudahkan absorbs dari mineral, misalnya kalsium, fosfor,
dan magnesium.
c. Lemak dalam ASI
Lemak merupakan
sumber kalori yang utama pada bayi dan sumbervitamin yang larut dalam lemak (A,
D, E, K) dan sumber asam lemak esensial.
Keistimewaan
lemak ASI :
·
Bentuk emulsi yang sempurna
Hal ini disebabkan karena ASI mengandung enzim lipase yang
memecah trigliserida sebelum pencernaan di usus terjadi.
·
Asam lemak tak jenuh yang tinggi yang terpenting adalah :
-
Asam linoleik
Oleic yang tinggi akan memacu absorbs lemak dan kalsium.
Sedangkan adanya garam kalsium pada bayi akan memacu perkembangan otak bayi dan
mencegah terjadinya hipokasemia.
-
Asam lemak rantai panjang (arachidonic dan docadexaeneonic)
yang berperan dalam perkembangan otak.
-
Kolesterol yang dibutuhkan dalam mielinisasi susunan syaraf
pusat dan berfungsi dalam pembentukan enzim untuk metabolisme kolesterol yang
akan mengendalikan kadar kolesterol pada masa mendatang.
-
Asam palmitat
Asam palmitat pada ASI tidak bereaksi dengan kalsium. Jika
dapat bereaksi, maka akan menjadi Ca-palmitat yang akan mengendap di usus dan terbuang bersama
feses.
d. Mineral dalam ASI
·
Fe dan Ca paling stabil dan tidak dipengarudi diit ibu
·
Garam organic yang terdapat dalam ASI terutama adalah
kalsium, kalium, dan natrium dari asam klorida dan fosfat.
e. Air dalam ASI
ASI adalah sumber
air yang secara metabolic aman. Air yang relative tinggi dalam ASI akan
meredakan rangsangan haus dari bayi.
f. Vitamin dalam ASI
·
Vitamin A, D, dan C cukup. Sedangkan golongan vitamin B
kecuali riboflavin dan asam panthotenik adalah kurang.
g. Kalori dalam ASI
Kalori ASI
relative rendah, hanya 77 kalori/100 ml ASI. Dimana kalori ini 90 % berasal
dari karbohidrat, dan lemak, sedangkan 10
dari protein.
h. Unsur-unsur lain
dalam ASI
Laktokrom,
keratin, kreatinin, urea, xanthin, ammonia, dan asam sitrat. Substansi
tertenttu di dalam plasma darah ibu juga dapat berada dalam ASI, misalnya
minyak volatile dari makanan tertentu (bawang merah). Selain itu, dapat juga
berasala dari obat-obatan tetentu, seperti sulfonamide, salisilat, morfin dan
alkohol serta elemen anorganik misalnya As, Bi, Fe, I, Hg, dan Pb.
Selain mengandung
zat-zat yang diperlukan bagi pertumbuhan
bayi, ASI merupakan makanan bayi yang paling aman, tidak memerlukan
biaya tambahan, dan yang terpenting ASI mengandung zat-zat kekebalan atau anti
infeksi.
Secara garis
besar, ASI mempunyai dua macam kekebalan, yaitu :
·
Faktor kekebalan non spesifik
-
Faktor pertumbuhan laktobacilus bifidus
Laktobacilus bifidus di dalam usus bayi akan mengubah laktosa
yabg terdapat di dalam ASI menjadi asam laktat dan asam asetat sehingga suasana
akan lebih asam. Suasana yang asam ini akan menghambat peertumbuhan Echerichia
coli yang pathogen dan sering menyebabkan diare pada bayi.
-
Laktoferin
Laktoferin banyak persamaannya dengan kerja transferin, yaitu
suatu protein yang mengikat besi (Fe) di dalam darah (Brock,1980). Seperti
halnya transferin di dalam darah, laktoferin yang mengikat zat besi
berkompetisi di dalam usus bayi dengan kuman-kuman patogen dalam mengikat besi
(Fe), vitamin B12, dan asam folat.
Laktoferin jaga menghambat pertumbuhan Candida albicans dan
secara sinergik dengan SIgA menghambat pertumbuhan E.coli patogen
-
Lisozim (muramidase)
Lisozim bekerja secara sinergik dengan SIgA memecahkan
dinding sel bakteri (bakteriolitik) dari kuman-kuman enterobacteriaceae dan
kuman-kuman gram positif.
-
Laktoperoksidase
Enzi mini belum diketahui secara khusus fungsinya.
·
Faktor-faktor Kekebalan Spesifik
-
Sistem komplemen
Sistem komplemen adalah sistem yang terdiri dari 11 komponen,
yaitu : Clq, Clr, C2, C3, C4, C5, C6, C7, C8, C9. Pada prinsipnya aktivitas
sistem komplemen itu berlangsung menurut fenomena air terjun (Classical pathway), yaitu mulai dari C1
hingga C9.
-
Khasiat seluler
Makrofag bergerak bebas, bersifat amoeboid dan fagositik
terhadap kuman-kuman stafilokokus, E.Coli, dan Candida albicans. Makrofag juga
menghasilkan C3, C4, enzim laktoferin, dan enzim lisozim (Goldman, A.S., 1993).
Makrofag ini mempunyai peranan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya necrotizing enterocolisis
-
ImunoglobulinDalam ASI, immunoglobulin A merupakan yang
terpenting karena aktivitas biologiknya.
Fungsi dari immunoglobulin A yaitu sifat anti adesif,
aglutinasi, opsonisasi dan aktivitas sistem komplemen, serta bakteriostatik.
Begitu banyak
manfaat bagi bayi yang didapatkan dari
kandungan zat gizi yang ada dalam ASI. Oleh karena itu, pemberian ASI aksklusif
harus benar-benar diterapkan agar manfaat yang terkandung di dalam ASI dapat
tersalurkan secara optimal kepada bayi.
SUMBER :
ArjatmoTjokronegoro.1982.Imunologi dan Penyakit Imunologi :
Diagnostik dan Terapi. Jakarta
Soetjiningsih.1997.ASI
Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.Jakata
: Penerbit Buku Kedokteran EGC
0 komentar:
Posting Komentar